Dua Penyair Lampung Maju Tahap Kedua, Tapi Kendala Dana

 

Dua penyair Lampung yang lolos lima besaf Lomba Cipta-Baca Puisi di Aceh sukit maju ke tahap membacakan puisi di depan dewan juri di Aceh. Karena terkendala transportasi yang tidak ditanggung panitia.

Kedua penyair Lampung yang baru lolos 5 besar cipta itu adalah Isbedy Stiawan ZS (Bandar Lampung) dan Wahyu Hidayat (Lampung Utara). 

"Tinggal satu tahap yakni baca puisi di depan dewan juri pada 30 Maret," jelas Isbedy, Ahad (27/03).

Lima besar Lomba Cipta Baca Puisi yang digelar Universitas Teuku Umar (UTU), Aceh, 2 puisi karya penyair Lampung yakni Isbedy Stiawan ZS (Bandarlampung) dan Wahyu Hidayat (Lampung Utara).

Pengumumam lomba yang dilaksanakan 2 tahap, Cipta dan Baca ini, melalui web UTU hari ini (27/03).

Lima besar karya yang menjadi nominte itu akan melanjutkan tahap kedua di depan juri pada 30 Maret 2022. 

Menurut panitia, semua nominator akan mengikuti seleksi baca puisi dan baca prosa secara langsung di hadapan dewan juri. 

"Pelaksanaan lomba baca puisi dan baca prosa akan berlangsung pada 30 Maret 2022 di Gedung Kuliah Terintegrasi UTU," penjelasan panitia.

Sedangkan pengumuman peringkat pemenang dilaksanakan pada hari puncak perayaan Sewindu Universitas Teuku Umar sebagai Perguruan Tinggi Negeri, pada 31 Maret 2022 oleh Rektor UTU, Prof. Dr. Jasman J Ma’ruf, SE., MBA.

Mengingat lomba ini ada dua tahap dan tahap penentuan pemenang harus datang ke Aceh untuk membacakan puisiny, Isbedy Stiawan ZS mengaku berat hadir. Hal ini karena transportasi ditanggung peserta masing-masing.

"Saya pribadi ingin tampìl membacakan puisi saya di depan juri. Ibarat perang, ini puncak perangnya," kata Isbedy yang dihubungi sore ini, Ahad (27/03/2023).

Akan tetapi, lanjutnya, dirinya terkendala biaya perjalanan ke Aceh. "Ingin membawa kemenangan tertinggi bagi Lampung," lanjutnya.

Lomba Cipta-Baca Puisi bertema Teuku Umar ini disediakan juara 1-5 dengan nominal uang: Rp7 juta, Rp6 juta, Rp5 juta, Rp4 juta, dan Rp3 juta.

"Saya tak tahu ketidak hadiran saya ke tahap kedua, tetap juara namun peringkat buncit karen tak ada nilai di tahap baca puisi atau bagaimana," kata Isbedy lagi.

Dikatakan Isbedy, ia dan Wahyu Hidayat ada donatur sehigga membawa nama baik Lampung.

Ada pun ke 5 besar puisi tentang Teuku Umar sebagai berikut, "Tentangmu Umar" karya  Haunan Rafiqa Basith, "Nicero: Dari Kapal Ini Perang pun Kumulai" (Isbedy Stiawan ZS), "Pijar Sukma Teuku Umar" (Syahlan Faluthi), "Teuku Umar Membawaku Pulang" (Azzaky Al Faiq Agma), dan "Dari Rahim Tjut Mohani, Terdapat Cinta Yang Sani" (Wahyu Hidayat).

Lomba memperingati Sewindu Penegerian UTU ini juga digelar Lomba Cita-Baca Prosa. Untuk lima besar prosa sebagai berikut:

1. Teuku Umar Culture: Sebuah Upaya Revolusioner

Mengenalkan Teuku Umar di Penjuru Dunia (Refleksi

Kegelisahan Hilangnya Figur Teuku Umar di 2025) - Teguh Shiddiq

2. Surat Kasih Untuk Sosok Inspirasi - Cika Felia Rani

3. Sang Panglima Lautan di Pusaran Rimba Gerilya- Elly Wani

4. Perang Sabil" "Jihad Fi Sabilillah" Ala Teuku Umar - Fitriadi

5. Teuku Umar, Bapak Perang Gerilya Aceh yang

Inspiratif - Cut Nissa An-Namira

 

****

 

 

 

 

 

author

Leave a reply "Dua Penyair Lampung Maju Tahap Kedua, Tapi Kendala Dana"