Oleh Khaidir Asmuni
DUA sketsa dalam satu waktu. Ketika satu sketsa menggambarkan Ganjar Pranowo naik sepeda dan sketsa lain memperlihatkan Puan Maharani naik pesawat tempur. Memaknai dua sketsa ini dalam satu waktu, tak harus membuat kita dihukum.
Dengan sepedanya Ganjar berkeliling kota menyapa rakyat. Berhenti untuk makan nasi bungkus dan bertegur sapa.
Sepeda Ganjar seolah bercerita. Di tengah pandemi dan kegalauan masyarakat untuk mencari pemecahan menghindari covid 19, sepeda menawarkan diri menjadi bagian pemecahan. Dia menjadi sebuah kompensasi masyarakat untuk meningkatkan imun tubuh. Saat sebagian masyarakat membicarakan masalah vaksin atau obat Covid-19, di sudut-sudut kota yang lain tidak jarang ditemui orang bersepeda. Mereka menyawab sendiri bahwa sepeda lebih dari sekadar obat.
Sepeda Ganjar menawarkan kisah-kisah. Seakan bercerita soal kendaraan yang dimiliki masyarakat. Murah meriah. Dengan bahan yang sederhana, hingga sampai hancur pun masih bisa diolah oleh sebagian besar para pemulung menjadikannya sepeda antik.
Pemulung merakit kembali komponen-komponen sepeda tersebut menjadi satu dan memakainya kembali seolah di negeri ini tidak ada sepeda yang rusak. Tapi sepeda yang terus mengalami proses untuk jadi sarana transportasi.
Sepeda bagi rakyat tak serumit bicara kendaraan masa depan, seperti mobil listrik atau kendaraan di film star wars.
Mereka tidak butuh hal yang melambung tinggi karena kenyataan yang mereka hadapi adalah tetap sepeda.
Sepeda juga menjadi bagian dari sarana untuk mendekatkan hati di masyarakat. Masyarakat kita juga sudah tidak asing ketika Presiden Jokowi turun ke anak-anak ataupun masyarakat dia selalu memberikan hadiah sepeda. Sebutkan nama ikan 5 saja. nanti diberi hadiah sepeda, begitu yang sering diungkap Presiden.
Dengan hadiah sepeda saja masyarakat sudah begitu semangat menjawab pertanyaan-pertanyaan Presiden. Sebuah komunikasi untuk mendekatkan hati yang berjalan seadanya.
Di suatu hari yang cerah, sketsa membanggakan juga kita lihat ketika Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani memperoleh Wing Kehormatan Penerbang Kelas I TNI Angkatan Udara setelah menjajal terbang (joy flight) dengan jet tempur TNI AU T-50i Golden Eagle, Selasa (5/10/2021).
Sketsa ini bagi para generasi yang lahir era 70-an akan mengingatkan kenangan film Top Gun yang dibintangi oleh Tom Cruise. Suatu sketsa yang sangat cantik. Kalau kita refleksikan dengan ketahanan nasional kita, tentu saja apa yang dilakukan oleh Puan Maharani menjadi bagian untuk menjaga keutuhan NKRI.
Joy flight tentu tidak sama dengan sepeda gembira yang dapat dilakukan beramai-ramai menyusuri pantai menaiki gunung. Kisah kisah film yang digambarkannya pun berbeda.
Untuk menjaga kedaulatan, pesawat tempur sangat penting.
Namun, kalau kita ingin rame rame melakukan joy drive, naik sepeda lah. Di sana kita bisa melihat dari dekat tentang potret masyarakat kita yang sesungguhnya. (*)