Oleh Paidi
Kalimat Kedol Pudak berasal dari bahasa lampung yang memiliki banyak arti dan makna luas. Diantara arti dan maknanya yakni tidak mempunyai perasaan malu, tidak tahu malu. Juga bisa diartikan pula sebagai bermuka dinding atau muka tembok, muka badak, muka beton, muka sampah dan lain sebagainya.
Biasanya orang yang tebal muka diartikan secara negatif sebagai orang yang tidak tahu malu, tidak mempan kritik, disindir dan tidak punya harga diri. Apalagi jika melihat kondisi sekarang ini setiap orang yang aktif bersosial media di mana kata-kata netizen lebih pedas dari sambal, lebih panas dari aspal jalan dan seperih silet.
Fenomena kedol pudak alih-alih saat ini justru kerap membuat viral konten-konten tertentu di beragam media sosial. Utamanya yang berkaitan dengan sinisme publik terkait kritikan atau sindiran masyarakat terhadap pemimpin atau pejabat tertentu. Belum lagi jika itu berkaitan dengan pejabat dalam melayani dan mengurus rakyatnya.
Mungkin bagi pejabat atau pemimpin tertentu jika dituding kedol pudak hanya menganggap angin lalu belaka. Sebab yang terpenting saya dan keluarga kedol duitnya (tebal duit).
Memang sangat berbahaya kalau rakyat sampai apatis dan tidak mempercayai para pemimpin dan pejabatnya, bisa jadi rakyat beranggapan si pejabat atau pemimpinnya telah terjangkit virus kedol pudak. Sehingga hal itu akan melahirkan sumpah serapah rakyat, yang konon pada akhirnya bisa membuat kesialan serius.
Semoga kita semua dijauhkan dari kesialan serius dan dijauhkan dari raut wajah yang menurut bahasa lampung sebagai kedol pudak tadi. Aamiin!