Oleh Farid Umpu Jayataruna
"Lanjut lagi PPKM, Drun!" tukas Mat Cebi kepada Mat Kadruni, sobatnya.
"Iya, sampe tanggal 16 Agustus infonya," jawab Mat Kadruni. "Tapi ya, mau gimana lagi? Mungkin alam sedang bosan melihat tingkah kita...yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa...du..du..du..." dengan gaya ngocolnya Mat Kadruni menengadahkan kedua tangan dan meliukan kepalanya.
"Woi, Drun! Awas kesambet!" sergah Mat Cebi.
"Hahaha! Nggak usah ditanggapi serius, Ceb! Nanti semua akan terbiasa dengan kondisi ini!" tukasnya.
"Aku sih gak pusing soal PPKM ini! Tapi setidaknya adalah yang membuat rakyat ini senang!" ujar Mat Cebi sembari melepas asap rokok yang dia hisap.
"Kalau menurutmu, misalnya apa?" kata Mat Kadruni balik bertanya.
"Tangkap koruptor! Selesaikan kasus-kasus korupsi!" cetus Mat Cebi, seraya menjentik sisa rokok ditangannya, membuang ke arah selokan.
"Semua itu ada prosesnya, nggak ujug-ujug main tangkap!" kata Mat Kadruni, yang giliran mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. "Tapi memang bagusnya saat kondisi seperti ini memang!" tambah Mat Kadruni lagi.
"Nah! Berarti kau nyambung juga!" ujar Mat Cebi.
"Dengan menuntaskan kasus-kasus korupsi yang dilaporkan rakyat, bisa saja justru itu meningkatkan imun bagi rakyat!" tambahnya lagi.
"Iya, ya. Kekecewaan rakyat justru bisa menurunkan imun ya, Ceb!" ujar Mat Kadruni setengah membenarkan perkataan sobatnya itu. Lalu dia menambahkan pula,"Secara psikis rakyat juga harus naik imunnya. Salah satu cara menaikan imun, ya itu, tuntaskan kasus-kasus korupsi! Tangkap! Jebloskan ke bui!" ujar Mat Kadruni, yang kali ini dengan nada tinggi.
"Nah! Kau inventarisir dulu kasus korupsi mana yang harus dipriotitaskan! Nanti kita lanjutkan lagi pembahasannya" kata Mat Cebi menyudahi obrolan.
Bersambung