Oyos Saroso HN
Saya kena saraf kejepit pada September 2019. Beberapa kawan datang menjenguk ke rumah setelah mendengar kabar saya susah jalan. Bang Daniel H Ghanie termasuk penengok 'etape pertama. Bareng dengan Bang Daniel antara lain Bang Gunsan Ferdi, Mas Tulus Purnomo, Dedi Petot, Dandy, dan Idhan Djanuwardana. Sebelumnya sebenarnya sudah datang Juniardi Jun dkk. Jun datang mengajak adiknya dari Metro untuk mengurutkan kaki kanan saya yang kebas dan tulang kering terasa sangat linu.
Penengok etape kedua kawan-kawan AJI. Ada juga Ivan Bonang bersama Iin Zakaria dan Imam Setiawan. Mereka datang malam hari, sambil menghadiahi saya telur probiotik. Penengok etape ketiga adalah Mawardi Dedy dan Siti Noor Laila. Mereka sepertinya masygyul, kok saya nggak sembuh-sembuh. Dedy dan Mbak Lela juga datang malam hari, membawakan banyak buah-buahan.
Bang Daniel wafat awal 2020 lalu, beberapa saat sebelum pandemi Covid. Saya syok sampai berhari-hari. Saya merasa nggak bisa membantu Bang Daniel sembuh. Kang Deddy wafat beberapa hari lalu karena Covid-19. Ivan pergi tadi pagi juga kemungkinan besar karena Covid-19.
Tiga kawan saya itu bukan sekadar kawan bagi kami, bagi saya dan istri saya. Mereka bertigalah kawan yang berani marah sama saya. Sebaliknya, saya tak sungkan marah sama mereka. Bang Daniel dan Ivan yang paling sering kena 'ocehan' saya. Saya menyayangi mereka semua. Marah adalah cara kami menyayangi.
Lebaran kemarin Ivan dan Iin masih menyambangi saya. Menanyakan kabar perkembangan kesehatan saya. Saya bilang saya masih sakit kalau duduk agak lama. Kami ngobrol beberapa jam, dari soal anak-anak hingga ke hobi dan rencana ke depan. Kami juga sempat ngobrol lama di peluncuran kafe baru milik Rosita Sihombing. Saya dan istri ngobol lama dengan Ivan-Iin bersama Bu Ari Darmastuti, Heri Wardoyo. Ternyata itulah menjadi obrolan terakhir kami.
Saya tadi sempat syok dan menangis lama karena merasa tiada guna ketika Ivan butuh bantuan bisa mendapatkan rumah sakit dan oksigen. Saya masih syok ketika Rifky Indrawan, Bang Watoni Noerdin, dan Kristianto Ck menelepon. Maafkan saya jika di telepon tadi saya terlalu emosional...
Kebaikan sudah banyak ditebar Ivan di banyak tempat. Saya yakin insya Allah Ivan mendapatkan tempat terbaik. Maafkan aku tak bisa mengantarmu ke peristirahatan terakhirmu....
Lahu Al Fatihah untuk Ivan...